Deteksi Dini Gagal Ginjal Anak: Fokus Pada Perubahan Urine Dan Pembengkakan

Jumat, 05 Desember 2025

    Bagikan:
Penulis: Busrain Buraidah
Perubahan drastis pada pola buang air kecil, seperti urine yang sedikit, pekat, atau berdarah, bersama dengan bengkak di wajah dan kaki, adalah alarm utama untuk segera memeriksakan anak ke dokter.

Jakarta - Dalam upaya mendeteksi dini gagal ginjal pada anak, para ahli kesehatan menekankan pentingnya pengamatan orang tua terhadap dua kelompok gejala utama: perubahan pada urine dan munculnya pembengkakan. Ginjal bertugas menyaring darah dan membuang limbah melalui urine, sehingga gangguan pada fungsinya akan langsung tercermin pada produksi dan karakteristik urine anak. Sementara itu, pembengkakan adalah tanda fisik yang jelas bahwa tubuh anak mengalami ketidakseimbangan cairan akibat ginjal yang tidak berfungsi dengan baik. Kewaspadaan terhadap perubahan-perubahan ini bisa menjadi penyelamat.

Perubahan pada urine merupakan gejala yang paling spesifik dan sering menjadi tanda pertama. Orang tua perlu mengamati dengan cermat tiga aspek utama. Pertama, penurunan frekuensi dan volume buang air kecil secara drastis. Kondisi kritis yang harus segera ditindaklanjuti adalah jika anak tidak menghasilkan urine sama sekali dalam rentang 6 hingga 8 jam pada siang hari. Kedua, perubahan warna urine menjadi lebih pekat, keruh, atau kecokelatan, bahkan terkadang dapat disertai darah. Ketiga, munculnya urine berbusa yang menunjukkan kebocoran protein dalam jumlah besar, suatu kondisi yang dikenal sebagai proteinuria.

Gejala utama kedua adalah edema atau pembengkakan. Pembengkakan akibat penumpukan cairan ini biasanya muncul di area yang bergantung gravitasi atau jaringan longgar. Tempat yang paling umum adalah di sekitar mata, terutama terlihat saat anak bangun tidur di pagi hari. Selain itu, pembengkakan juga sering terjadi di kaki, pergelangan kaki, tangan, dan terkadang di area perut. Pembengkakan ini biasanya tidak menimbulkan nyeri ketika ditekan secara perlahan, namun kulit terlihat mengkilap dan tegang. Jika anak tiba-tiba tidak bisa memakai sepatu atau cincinnya terasa sempit, ini bisa menjadi indikasi.

Selain kedua tanda utama tersebut, ada gejala pendukung lain yang harus dipadukan untuk menilai kecurigaan. Anak mungkin menunjukkan gejala seperti demam yang tidak jelas penyebabnya, kehilangan nafsu makan, mual, muntah, dan rasa lelah yang berlebihan serta tampak lesu. Pada kasus yang lebih lanjut, bisa muncul sesak napas karena penumpukan cairan di paru-paru, kulit pucat akibat anemia, dan tekanan darah tinggi. Kombinasi dari gejala-gejala ini, terutama jika disertai perubahan urine dan bengkak, meningkatkan tingkat urgensi untuk segera mencari pertolongan medis.

Penyebab di balik gejala-gejala ini beragam. Penurunan produksi urine bisa disebabkan oleh dehidrasi berat, kerusakan langsung pada jaringan ginjal, atau penyumbatan aliran urine. Warna urine yang pekat atau berdarah dapat mengindikasikan peradangan pada ginjal (glomerulonefritis) atau kerusakan pada saluran kemih. Sedangkan pembengkakan terjadi karena ginjal yang rusak tidak mampu mengeluarkan kelebihan garam dan air dari tubuh, sehingga tertahan di jaringan. Protein yang bocor ke urine juga menarik cairan keluar dari pembuluh darah, memperparah edema.

Langkah pertama yang harus dilakukan orang tua jika menemukan gejala ini adalah tidak panik namun sigap. Segera catat dan amati frekuensi buang air kecil anak dalam beberapa jam terakhir, serta perhatikan warna urine jika memungkinkan. Pastikan anak tetap mendapat asupan cairan yang aman, tetapi hindari memaksa minum jika anak mual atau muntah. Yang terpenting, segera bawa anak ke fasilitas kesehatan terdekat untuk dievaluasi oleh tenaga medis. Jangan menunggu hingga gejala memburuk atau menunda-nunda dengan pengobatan rumahan.

Di fasilitas kesehatan, dokter akan melakukan pemeriksaan untuk mengonfirmasi kecurigaan. Pemeriksaan sederhana seperti tes urin strip (dipstick) dapat dengan cepat mendeteksi adanya protein atau darah dalam urine. Pemeriksaan darah akan mengukur kadar kreatinin dan ureum untuk menilai fungsi penyaringan ginjal. Dokter juga akan memeriksa tanda-tanda pembengkakan dan mengukur tekanan darah anak. Dengan deteksi yang cepat dan diagnosis yang tepat, penanganan dapat segera dimulai untuk mencegah kerusakan ginjal yang lebih parah.

Deteksi dini melalui pengamatan gejala utama oleh orang tua adalah garis pertahanan pertama yang paling efektif dalam melawan gagal ginjal pada anak. Dengan pengetahuan yang memadai tentang apa yang harus diwaspadai, orang tua dapat mengambil peran aktif dalam melindungi kesehatan ginjal anak mereka, memastikan bahwa tanda-tanda peringatan dini tidak terlewatkan dan pertolongan medis yang dibutuhkan dapat diberikan pada waktu yang tepat.

(Busrain Buraidah)

Baca Juga: Lonjakan Pencopetan Di Destinasi Wisata: Dampak Samping Kebangkitan Pariwisata Global
Tag

    Bagikan:

Berikan komentar
Komentar menjadi tanggung-jawab Anda sesuai UU ITE.